Mengembangkan Kemampuan Bermain Sosial pada Anak Autis

7 Cara Mengembangkan Kemampuan Bermain Sosial Anak Autis (ASD)

Gangguan spektrum autisme (ASD) ditandai dengan adanya gangguan substansial dalam interaksi sosial dan komunikasi serta adanya pola perilaku yang tetap dan stereotip serta kurangnya minat pada teman sebaya. Salah satu pertanyaan paling umum yang diajukan orang tua balita autis adalah “apakah anak-anak mereka bisa bermain dengan orang lain?”. Tidak ada satu jawaban yang pasti untuk pertanyaan itu, karena perilaku bermain pada anak autis sangat bervariasi. Beberapa anak ASD mungkin dapat terlibat dalam permainan paralel, di mana mereka bermain bersama tetapi tidak harus dengan anak-anak lain. Namun bisa saja anak ASD lain lebih suka bermain sendiri atau bahkan sama sekali tidak tertarik pada mainan. Lantas bagaimana cara untuk mengembangkan kemampuan bermain sosial anak autis?

1. Menciptakan lingkungan yang mendukung

Ayah Bunda harus bisa menciptakan lingkungan yang mendukung dan terstruktur. Hal ini melibatkan pengaturan area bermain yang meminimalkan kelebihan sensorik sekaligus memberikan batasan dan harapan yang jelas. Pertimbangkan untuk menggunakan jadwal visual untuk menguraikan aktivitas dan transisi bermain, membantu anak merasa lebih aman dan siap untuk interaksi sosial.

2. Melaksanakan intervensi

Ayah Bunda, melaksanakan intervensi berbasis permainan merupakan strategi efektif lainnya. Meningkatkan keterampilan bermain pada anak autis melalui ABA (Applied Behavior Analysis) dapat memberikan kesempatan terstruktur untuk mempelajari dan mempraktikkan keterampilan sosial. Intervensi ini sering kali melibatkan pemecahan interaksi sosial yang kompleks menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan mudah dikelola yang dapat diajarkan dan diperkuat secara sistematis.

3. Mendorong permainan bergiliran

Mendorong permainan bergiliran dan timbal balik sangat penting untuk mengembangkan keterampilan sosial. Ayah Bunda, mulailah dengan permainan sederhana yang memiliki giliran yang jelas, seperti melempar dan menangkap bola secara bergantian atau bergiliran menyusun balok. Tingkatkan kompleksitas kegiatan ini secara bertahap saat anak menjadi lebih nyaman dengan konsep timbal balik dalam permainan.

4. Memasukkan minat khusus

Memasukkan minat khusus ke dalam kegiatan bermain sosial dapat secara signifikan meningkatkan motivasi anak untuk terlibat dengan orang lain. Jika anak memiliki ketertarikan tertentu dengan kereta api, misalnya, adakan sesi bermain yang berkisar pada permainan atau kegiatan yang berhubungan dengan kereta api. Pendekatan ini dapat membuat interaksi sosial lebih menarik dan tidak terlalu membebani bagi anak.

5. Mengajarkan Keterampilan Berbagi

Mulailah dengan pertukaran sederhana, seperti mengoper mainan ke depan dan ke belakang, sebelum beralih ke skenario berbagi yang lebih kompleks. Gunakan bahasa yang jelas dan konkret untuk menjelaskan prosesnya, dan berikan banyak penguatan positif untuk setiap upaya berbagi yang berhasil.

6. Menggunakan penguatan positif

Dengan menggunakan penguatan positif untuk mendorong berbagi bisa sangat efektif. Puji anak secara khusus atas perilaku berbagi mereka, dan pertimbangkan untuk menerapkan sistem penghargaan untuk berbagi yang konsisten. Ini bisa melibatkan perolehan stiker atau poin yang dapat ditukar dengan aktivitas atau barang yang disukai.

7. Berlatih melalui permainan peran

Dengan berlatih melalui permainan peran dan skenario sosial dapat membantu anak menggeneralisasi keterampilan ini ke situasi kehidupan nyata. Siapkan situasi bermain pura-pura di rumah di mana berbagi diperlukan, dan bimbing anak melalui prosesnya. Saat mereka menjadi lebih nyaman, perkenalkan skenario ini secara bertahap dalam lingkungan sosial yang terkendali dengan teman sebaya.

Penutup

Mengajarkan anak autis untuk bermain dengan orang lain merupakan proses yang rumit dan membutuhkan kesabaran, kreativitas, dan konsistensi. Dengan menerapkan strategi seperti menciptakan lingkungan yang terstruktur, menggunakan alat bantu visual, menyertakan minat khusus, dan menyediakan banyak kesempatan untuk berlatih, orang tua dan pengasuh dapat meningkatkan keterampilan sosial dan perilaku bermain anak secara signifikan.

Ingatlah bahwa setiap anak autis itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berhasil untuk anak lainnya. Sangat penting untuk menyesuaikan pendekatan Ayah Bunda dengan kebutuhan, kekuatan, dan tantangan masing-masing anak. Menguasai keterampilan bermain yang fungsional merupakan langkah penting dalam perjalanan ini, yang menyediakan dasar untuk interaksi sosial yang lebih kompleks.

Baca Juga : Intervensi dan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak, Apa Pentingnya?

Jangan Ragu untuk Konsultasi

Di klinik tumbuh kembang anak Niumiu yang berlokasi di Cirebon Jawa barat. Tersedia layanan psikolog anak dan juga berbagai layanan terapi untuk membantu tumbuh kembang anak lebih optimal. Jika Ayah dan Bunda ingin berkonsultasi atau memeriksakan si kecil, Ayah dan Bunda bisa datang langsung ke klinik Niumiu. Di Klinik Niumiu juga menyediakan layanan telekonseling tumbuh kembang bersama dokter, psikolog, dan terapis profesional. Ayah Bunda bisa melakukan konsultasi di rumah atau dimana saja, dengan mencoba telekonseling bersama HaloNiu. Dimanapun dan kapanpun dengan lebih nyaman, hemat, praktis, dan tetap bisa mendapatkan bantuan profesional.

Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini

Ditulis oleh : Irfan Nurhadi Triseptiady, S.Psi. 26 Maret 2025

Referensi

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Publishing.

Ingersoll, B., & Schreibman, L. (2006). Teaching reciprocal imitation skills to young children with autism using a naturalistic behavioral approach: Effects on language, pretend play, and joint attention. Journal of autism and developmental disorders, 36(4), 487-505.

Wolfberg, P., DeWitt, M., Young, G. S., & Nguyen, T. (2015). Integrated play groups: Promoting symbolic play and social engagement with typical peers in children with ASD across settings. Journal of autism and developmental disorders, 45(3), 830-845.

Koegel, L. K., Vernon, T. W., Koegel, R. L., Koegel, B. L., & Paullin, A. W. (2012). Improving social engagement and initiations between children with autism spectrum disorder and their peers in inclusive settings. Journal of Positive Behavior Interventions, 14(4), 220-227.

Schreibman, L., Dawson, G., Stahmer, A. C., Landa, R., Rogers, S. J., McGee, G. G., … & Halladay, A. (2015). Naturalistic developmental behavioral interventions: Empirically validated treatments for autism spectrum disorder. Journal of autism and developmental disorders, 45(8), 2411-2428

Share Via :
Scroll to Top