Apakah Ayah Bunda sering bertemu atau melihat anak dengan disleksia yang mudah lupa? Seperti lupa menyimpan mainan, lupa terhadap tugas yang harus dikerjakan, mudah lupa terhadap pembelajaran yang sudah diberikan, atau bahkan lupa terhadap hal apa yang akan atau sedang ia kerjakan? Lalu, apa sih yang menyebabkan anak disleksia mudah lupa?
Ternyata hal ini memang sering terjadi pada anak dengan disleksia. Pada beberapa situasi, hal ini dapat menggangu produktivitas. Sehingga, perlu adanya intervensi khusus yang diberikan.
Apa itu Disleksia?
Disleksia merupakan salah satu bentuk kesulitan belajar spesifik yaitu kondisi yang ditandai dengan adanya kesulitan belajar yang diterjadi pada individu dengan potensi kecerdasan yang sedikitnya normal atau pada taraf kecerdasan rata-rata. Dimana kesulitan belajar yang terjadi meliputi kesulitan di area berbahasa, termasuk bahasa lisan (yang terutama ditandai dengan adanya gangguan kesadaran fonem), bahasa tulisan, dan bahasa sosial. Bahasa sosial sendiri bisa diartikan sebagai kesulitan memaknai bahasa tubuh, sikap dan postur lawan bicara. Serta kesulitan menyampaikan bahasa tubuh, sikap, serta postur tubuh yang tepat dalam merespons suatu situasi sosial.
Penyebab Anak Disleksia Mudah Lupa
Pada kasus yang sedang kita bahas kali ini, perlu adanya penekanan bahwa anak dengan disleksia memiliki gangguan pada area executive function atau fungsi eksekutif. Executive function atau fungsi eksekutif adalah kemampuan kognitif yang memungkinkan kita untuk mengatur, mengontrol, dan memantau perilaku dan pikiran kita untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti perencanaan, pemecahan masalah, dan pengaturan diri. Munculnya perilaku seperti mudah lupa dalam menyimpan mainan, lupa terhadap tugas yang sedang dilakukan, atau lupa terhadap pembelajaran merupakan manifestasi dari kegagalan pemrosesan pada area fungsi eksekutif. Tiga komponen utama pada area fungsi eksekutif adalah inhibition control (kontrol inihibisi), working memory (memori kerja), cognitive flexibility (fleksibilitas kognitif).
Mudah lupa biasanya akan dikaitkan dengan adanya kelemahan pada kemampuan short term memory. Short term memory atau memori jangka pendek hanya berkaitan dengan kemampuan untuk mengingat informasi dalam pikiran. Sedangkan, perilaku yang muncul karena mudah lupa merupakan suatu hal yang lebih kompleks. Sehingga, hal ini lebih erat hubungannya dengan area fungsi ekskutif yaitu memori kerja. Memori kerja meliputi kemampuan menyimpan informasi dalam pikiran dan kemudian menggunakannya untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan.
Kesimpulan
Secara sederhana, short term memory hanya berkaitan dengan kemampuan mengingat informasi, sedangkan working memory kemampuan untuk mengolah informasi dan memori yang diperoleh menjadi bentuk perilaku yang akan dikerjakan. Sehingga, perilaku mudah lupa yang ditunjukan oleh anak dengan disleksia adalah bagian dari kegagalan pemrosesan pada area executive function atau fungsi ekskutif khususnya pada area working memory atau memori kerja.
Baca Juga : Stimulasi untuk Membantu Tumbuh Kembang Anak
Di klinik tumbuh kembang anak Niumiu yang berlokasi di Cirebon Jawa barat. Tersedia berbagai layanan terapi untuk membantu tumbuh kembang anak lebih optimal. Jika Ayah dan Bunda ingin berkonsultasi atau memeriksakan si kecil, Ayah dan Bunda bisa datang langsung ke klinik Niumiu. Di Klinik Niumiu juga menyediakan layanan telekonseling tumbuh kembang. Ayah Bunda bisa melakukan konsultasi di rumah atau dimana saja, dengan mencoba telekonseling bersama HaloNiu. Dimanapun dan kapanpun dengan lebih nyaman, hemat, praktis, dan tetap bisa mendapatkan bantuan profesional.
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini
Ditulis oleh : Dyah Ratnapuri, S.Pd. 20 Maret 2025
Referensi: Diamond, A., & Lee, K. (2011). Interventions shown to aid executive function development in children 4 to 12 years old. Science, 333(6045), 959–964s.