Regulasi emosi merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh anak. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mengetahui tahapan perkembangan regulasi emosi pada anak sesuai dengan usianya. Regulasi emosi tidak berarti menekan emosi, tetapi mengekspresikan emosi secara efektif dan tepat untuk memenuhi kebutuhan seseorang dan untuk membentuk serta memelihara hubungan sosial. Mengatur emosi berperan penting untuk bertahan hidup dan bersosialisasi. Bayi mengekspresikan kebutuhan dan tekanan mereka melalui tangisan dan bersosialisasi dengan tersenyum. Selama beberapa tahun berikutnya, anak-anak mengembangkan pemahaman emosional, ekspresi, dan cara mengatur emosi mereka yang lebih baik.
Di awal bulan-bulan pertama, bayi menunjukkan kemampuan untuk mengatur emosi mereka dengan melakukan aktivitas yang menenangkan diri seperti mengisap jempol atau mencari kenyamanan dari pengasuh mereka. Pada usia 18 bulan, balita menghindari atau mengabaikan situasi yang membangkitkan emosi dengan berbicara kepada diri mereka sendiri atau beralih melakukan hal lain. Pada usia 4 hingga 5 tahun, anak-anak tahu bahwa mereka dapat menyembunyikan emosi mereka atau menunjukkan emosi yang berbeda jika perlu. Mereka mulai dapat mengelola dan mengendalikan emosi mereka dan menjadi ‘mandiri secara emosional’. Namun, hal ini masih tetap merupakan tantangan bagi anak-anak untuk menghadapi ekspektasi yang berbeda-beda mengenai bagaimana caranya mengungkapkan emosi di rumah dan di sekolah.
Peran orang tua dan pengasuh berubah dari awalnya memberikan kenyamanan dan menenangkan menjadi memberikan dukungan emosional dan menyampaikan ekspektasi sosial untuk ekspresi emosi. Kemampuan anak-anak untuk memodulasi ekspresi emosi mereka dengan tepat merupakan kombinasi dari temperamen mereka sendiri dan pembelajaran mereka dari interaksi dengan orang lain.
Tahapan Perkembangan Emosional
Berikut merupakan tahapan perkembangan emosional anak di usia 0 – 5 Tahun :
Ekspresi emosional | Kesadaran emosional | Regulasi emosional | |
0 – 4 Bulan | MenangisTersenyumEkspresi wajah sedih, jijik, senang | Menanggapi ekspresi wajah Ibu Menanggapi ekspresi wajah Ibu | Perilaku menenangkan diri seperti mengisap jempol, gerakan tubuh |
5 – 6 Bulan | Ekspresi wajah marah | Merespons emosi pada wajah dan suara pengasuh | |
7 – 12 Bulan | Menampilkan kewaspadaan dan ketakutan pada orang asing, ekspresi wajah kesedihan (sebagai respons terhadap perpisahan ibu) | Referensi sosial-memeriksa kembali wajah dan suara pengasuh | Melepaskan/menghindari perhatian |
2 – 3 Tahun | Menunjukkan rasa malu Tunjukkan EmpatiMenggunakan Kata Emosi | Mampu menguraikan dan memberi label emosi orang lain dengan benar | Pencarian informasi, misalnya referensi sosial |
4 – 5 Tahun | Ekspresi emosi yang rumitMenggunakan emosi untuk bernegosiasi dengan orang lain | Pemahaman yang rumit tentang sebab dan akibat emosi | Menyembunyikan/Memodulasi emosi dan mengungkapkan emosi yang sesuai secara sosial |
Baca Juga : Anak Memiliki Teman Khayalan : Apakah Normal atau Perlu Khawatir?
Di klinik tumbuh kembang anak Niumiu yang berlokasi di Cirebon Jawa barat. Tersedia layanan psikolog anak dan juga berbagai layanan terapi untuk membantu tumbuh kembang anak lebih optimal. Jika Ayah dan Bunda ingin berkonsultasi atau memeriksakan si kecil, Ayah dan Bunda bisa datang langsung ke klinik Niumiu. Di Klinik Niumiu juga menyediakan layanan telekonseling tumbuh kembang bersama dokter, psikolog, dan terapis profesional. Ayah Bunda bisa melakukan konsultasi di rumah atau dimana saja, dengan mencoba telekonseling bersama HaloNiu. Dimanapun dan kapanpun dengan lebih nyaman, hemat, praktis, dan tetap bisa mendapatkan bantuan profesional.
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini
Ditulis oleh : Nur Asyifa, S.Psi. 10 April 2025
Referensi :
- Sheridan, Mary. 2007. From Birth To Five Years Children Developmental Progress Third Edition. New York: Routledge.