Apakah Ayah Bunda pernah mendengar apa itu self injury behaviour atau perilaku melukai diri sendiri? Self-injury behavior (SIB) atau perilaku melukai diri sendiri merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk menyakiti tubuhnya sendiri secara sengaja dan dapat terjadi pada anak-anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Ayah Bunda, pada kelompok ini perilaku tersebut kerap menjadi tantangan besar bagi orang tua, guru, dan terapis.
Apa Itu Self-Injury Behavior pada Anak Berkebutuhan Khusus?
Self-injury behavior pada anak berkebutuhan khusus biasanya melibatkan tindakan seperti:
1. Membenturkan kepala ke benda keras seperti tembok atau lantai (head banging)
2. Menyakiti kulit (menggaruk, mencubit, menggigit diri sendiri)
3. Memukul bagian tubuh tertentu
4. Menarik rambut secara ekstrem
Anak-anak dengan autisme, disabilitas intelektual, atau gangguan perkembangan neurologis lainnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami perilaku ini.
Pemahaman Perilaku Self-Injury
Self-injury pada anak berkebutuhan khusus bukanlah upaya untuk mencari perhatian atau bentuk keinginan bunuh diri, seperti yang kerap disalahpahami. Sebaliknya, ini lebih sering merupakan respons terhadap frustrasi, rasa sakit, kecemasan, atau sebagai bentuk stimulasi sensorik (self-stimulatory behavior). Anak yang tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal mungkin memilih menyakiti diri sendiri untuk meredakan ketegangan atau mendapatkan perhatian lingkungan.
Penyebab Self-Injury
Beberapa faktor penyebab umum self-injury pada anak berkebutuhan khusus meliputi :
- Gangguan Sensorik : Anak dengan gangguan pemrosesan sensorik (seperti pada ASD) mungkin merasa terganggu oleh rangsangan tertentu atau sebaliknya, mencari sensasi melalui rasa sakit.
- Kesulitan Berkomunikasi : Ketidakmampuan menyampaikan kebutuhan atau emosi dapat menimbulkan frustrasi, yang dilampiaskan melalui perilaku menyakiti diri.
- Lingkungan yang Tidak Mendukung : Situasi sosial yang penuh tekanan atau lingkungan yang tidak ramah bisa memperparah perilaku ini.
- Penguatan Negatif atau Positif : Tanpa disadari, respon orang dewasa seperti memberi perhatian ekstra saat anak melukai diri dapat memperkuat perilaku tersebut.
Strategi Penanganan
Menangani self-injury memerlukan pendekatan yang holistik dan tentunya berdasarkan keilmuan yang sahih. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Identifikasi Pemicu : Amati waktu dan situasi saat perilaku muncul untuk mengenali pemicu spesifik. Terdapat 4 fungsi perilaku yang mendasari perilaku negatif yaitu tangible (menginginkan mainan), escape (melarikan diri dari tugas), attention (mendapatkan perhatian) dan sensorik.
2. Lakukan blocking sebelum anak melakukan SIB
3. Setelah dilakukan blocking, bisa diberikan perilaku pengganti yang positif 4. Berikan penguatan positif jika anak berhasil melakukan perilaku pengganti yang diinstruksikan.
Baca Juga : Membangun Perilaku Positif Anak Dengan Penguatan Positif
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini
Ditulis Oleh : Anandistya Nur Safira, S.Psi. 02 Juli 2025
Referensi :
Erturk B, Machalicek W, Drew C. Self-Injurious Behavior in Children With Developmental Disabilities: A Systematic Review of Behavioral Intervention Literature. Behav Modif. 2018 Jul;42(4)
Sabus A, Feinstein J, Romani P, Goldson E, Blackmer A. Management of Self-injurious Behaviors in Children with Neurodevelopmental Disorders: A Pharmacotherapy Overview. Pharmacotherapy. 2019 Jun;39(6)
