reinforcement

Perbedaan Reinforcement dan Bribery

Ayah Bunda, sering kali kita dihadapkan pada situasi di mana anak menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan, seperti tantrum atau rewel. Dalam kondisi seperti ini, kita sering kali merasa tergoda untuk memberikan hadiah atau tawaran tertentu agar anak segera tenang atau melaksanakan tugas yang diinginkan. Namun, apakah yang kita berikan itu termasuk reinforcement atau bribery? Apa bedanya? Dan mana yang lebih efektif dalam jangka panjang?

Reinforcement

Ayah Bunda, reinforcement atau penguatan merupakan konsep utama dalam terapi perilaku, terutama dalam Analisis Perilaku Terapan (ABA), yang digunakan untuk membantu anak mengembangkan perilaku positif dan meningkatkan keterampilan tertentu. Pada dasarnya, reinforcement adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan atau bernilai bagi anak setelah mereka melakukan perilaku yang diinginkan, dengan tujuan untuk memperkuat perilaku tersebut agar terulang di masa depan.

1). Karakteristik Reinforcement

  • Diberikan setelah perilaku yang diinginkan: Reinforcement diberikan sebagai hadiah atau penguatan setelah anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan harapan.
  • Bersifat terencana: Reinforcement direncanakan dengan cermat, mencakup jenis hadiah yang akan diberikan, kapan dan seberapa sering hadiah diberikan, serta definisi perilaku yang diinginkan.
  • Meningkatkan perilaku jangka panjang: Dengan memberikan reinforcement secara konsisten, anak akan lebih termotivasi untuk mengulang perilaku baik yang telah mereka lakukan.

2). Keuntungan Menggunakan Reinforcement

  • Peningkatan perilaku secara konsisten: Anak cenderung mengulang perilaku yang mendapatkan penguatan positif, karena mereka ingin mendapatkan hadiah yang serupa di masa depan.
  • Memperkuat kontrol instruksional orang tua dan terapis: Dalam situasi terapi, reinforcement memberikan kendali kepada orang tua dan terapis untuk mengarahkan perilaku anak sesuai tujuan.

Contoh situasi penggunaan reinforcement:

  • Situasi: Ayah Bunda membawa anak berbelanja ke supermarket dan sudah memberi pengertian sebelumnya bahwa jika anak tidak rewel selama belanja, mereka akan mendapatkan hadiah berupa kunjungan ke playground setelah selesai.
  • Hasil: Anak berperilaku baik, tidak tantrum, dan setelah belanja, mereka mendapatkan hadiah sesuai janji, yakni bermain di playground.

Bribery

Ayah Bunda, sementara bribery atau suap sering kali dianggap serupa dengan reinforcement, keduanya sebenarnya sangat berbeda dalam hal efektivitas dan dampaknya pada perkembangan anak. Bribery adalah memberikan sesuatu yang bernilai seperti camilan atau mainan sebelum anak melakukan perilaku yang diinginkan, dengan tujuan agar mereka segera melaksanakan atau berhenti melakukan sesuatu.

1). Karakteristik Bribery

  • Diberikan sebelum perilaku yang diinginkan: Bribery diberikan sebelum anak melakukan perilaku yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk mengubah perilaku negatif atau membuat anak menyelesaikan tugas tertentu dengan cara yang cepat.
  • Tidak terencana dan reaktif: Bribery sering kali diberikan sebagai respons spontan terhadap perilaku anak yang mengganggu, seperti tantrum. Hal ini bisa terjadi karena orang tua merasa frustasi atau ingin cepat mengakhiri situasi yang tidak nyaman.
  • Bersifat jangka pendek: Bribery cenderung memberikan hasil yang cepat, tetapi tidak memperkuat perilaku positif dalam jangka panjang.

2). Dampak Buruk dari Bribery

  • Mengajarkan perilaku buruk: Bribery bisa mengajarkan anak bahwa perilaku buruk atau tantrum akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal ini justru memperburuk perilaku anak dalam jangka panjang.
  • Tidak meningkatkan perilaku baik: Berbeda dengan reinforcement, bribery tidak memperkuat atau mendorong anak untuk mengulang perilaku baik di masa depan. Justru, anak akan cenderung mengulang perilaku negatif karena mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan sesuatu sebagai “imbalan”.
  • Kehilangan kontrol instruksional: Dalam situasi bribery, anak lebih banyak mengendalikan situasi. Mereka tahu bahwa dengan berperilaku buruk, mereka bisa mendapatkan imbalan.

Contoh situasi penggunaan bribery:

  • Situasi: Anak tantrum saat belanja dan Ayah Bunda merasa frustasi. Untuk menenangkan mereka, Ayah Bunda menawarkan permen atau mainan agar anak berhenti rewel dan melanjutkan belanja.
  • Hasil: Anak belajar bahwa tantrum adalah cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Meski situasi menjadi tenang untuk sementara waktu, perilaku buruk cenderung akan terulang lagi di masa depan.

Perbedaan Antara Reinforcement dan Bribery

Perbedaan mendasar antara reinforcement dan bribery terletak pada waktu pemberian dan tujuan dari pemberian hadiah. Reinforcement diberikan setelah perilaku yang diinginkan terjadi, sementara bribery diberikan sebelum perilaku tersebut. Dengan reinforcement, Ayah Bunda bisa memperkuat perilaku baik anak agar terjadi lebih sering di masa depan. Sebaliknya, bribery hanya memberikan solusi sementara untuk menghentikan perilaku negatif, namun tidak mengubah perilaku anak dalam jangka panjang.

Selain itu, reinforcement lebih memberikan kontrol kepada orang tua atau terapis dalam mengarahkan perilaku anak. Orang tua atau terapis memutuskan kapan dan bagaimana pemberian hadiah dilakukan, dengan tujuan untuk memperkuat perilaku positif. Sedangkan dalam bribery, anaklah yang lebih mengendalikan situasi karena mereka tahu bahwa dengan berperilaku buruk, mereka bisa mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.

Terakhir, perencanaan dalam reinforcement lebih terstruktur dan cermat. Orang tua atau terapis sudah merencanakan jenis hadiah yang akan diberikan serta bagaimana dan kapan memberikan hadiah tersebut. Sebaliknya, bribery cenderung dilakukan secara spontan dan reaktif, yang dapat menyebabkan kebingungannya untuk anak dan menciptakan pola perilaku buruk yang sulit diubah.

Baca Juga : 7 Aktivitas Harian Sederhana untuk Melatih Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus

Kesimpulan

Ketika Ayah Bunda ingin mengelola perilaku anak, reinforcement adalah pendekatan yang lebih efektif dan berkelanjutan dibandingkan dengan bribery. Dengan reinforcement, Ayah Bunda tidak hanya memberikan hadiah kepada anak, tetapi juga memperkuat perilaku positif mereka, yang akan meningkatkan kemungkinan mereka mengulang perilaku tersebut di masa depan. Sebaliknya, bribery cenderung memberikan solusi jangka pendek dan dapat mengajarkan anak perilaku buruk yang tidak mengarah pada perkembangan yang positif.

Jadi, meskipun godaan untuk menggunakan bribery terkadang sangat besar, lebih baik untuk fokus pada reinforcement yang direncanakan dan terstruktur untuk mengarah pada hasil yang lebih baik dan lebih langgeng dalam perkembangan perilaku anak.

Ditulis Oleh : Irfan Nurhadi Triseptiady, S.Psi. 20 September 2025

Referensi:

Druskis, M. (2016, June 3). Reinforcement vs. Bribery. Retrieved February 15, 2024, from ABC Behavior Training: https://www.abcbehaviortx.com/single-post/2016/06/03/reinforcement-vs-bribery

How to ABA. 2016 January 15. Reinforcement vs Bribery: Is there a difference? Retrieved February 15, 2024, from How To ABBA: https://howtoaba.com/reinforcement-bribery/

Cooper, J. O., Heron, T. E., & Heward, W. L. (2019). Applied Behavior Analysis (3rd Edition). Hoboken, NJ: Pearson Education

Share Via :


📞 AMBIL PROMONYA SEKARANG
Scroll to Top