Ayah Bunda, apakah pernah mengalami situasi di mana si kecil sangat cerewet di rumah, tapi berubah total menjadi diam seribu bahasa saat berada di sekolah atau tempat umum? Jika iya, bisa jadi itu adalah tanda dari kondisi yang disebut Selective Mutism (SM).
Apa itu Selective Mutism?
Selective Mutism adalah gangguan kecemasan yang biasanya terjadi pada anak-anak. Anak dengan kondisi ini sebenarnya mampu berbicara, namun hanya pada situasi tertentu, misalnya di rumah bersama keluarga. Ketika berada di lingkungan baru seperti sekolah atau di depan orang asing, mereka menjadi sangat cemas hingga tidak mampu mengeluarkan suara.
Jadi, ini bukan karena anak tidak mau bicara, melainkan karena adanya rasa takut yang sangat kuat. Selective Mutism biasanya mulai muncul pada usia 3-6 tahun, terutama saat anak mulai masuk sekolah atau bersosialisasi lebih luas.
Mengapa Anak Mengalami Ini?
Ayah Bunda, Selective mutism sering muncul karena kecemasan sosial. Anak merasa takut salah, takut ditertawakan, atau tidak nyaman dengan lingkungan baru. Onset biasanya terjadi di usia prasekolah hingga awal sekolah dasar.
Penyebab utama Selective Mutism adalah kecemasan sosial. Anak seringkali merasa:
- Takut berbicara di depan orang lain,
- Khawatir membuat kesalahan dan ditertawakan,
- Tidak nyaman di lingkungan baru atau asing,
- Merasa tekanan ketika diminta bicara oleh guru atau orang tua.
Beberapa faktor risiko lain juga bisa berperan, seperti:
- Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan,
- Pola asuh yang terlalu menekan atau tidak suportif,
- Peristiwa traumatis atau pengalaman buruk di masa lalu.
Bagaimana ABA Membantu Anak?
Ayah Bunda, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa terapi perilaku adalah metode paling efektif untuk membantu anak dengan Selective Mutism. Salah satu pendekatan yang sangat direkomendasikan adalah Applied Behavior Analysis (ABA).
Terapi ABA membantu anak belajar bicara di lingkungan yang membuatnya cemas secara bertahap dan dengan strategi yang terstruktur. Berikut beberapa metode yang biasa digunakan:
1. Graduated Exposure (Langkah Bertahap)
Anak diajak bicara secara bertahap: mulai dari komunikasi non-verbal, lalu berbisik, kata tunggal, kalimat, hingga percakapan penuh.
2. Lingkungan yang Aman dan Mendukung
Guru dan orang tua tidak memaksa anak untuk berbicara. Sebaliknya, mereka menciptakan suasana aman agar anak merasa nyaman.
3. Penguatan Positif
Setiap keberanian anak, sekecil apapun, diberi penghargaan seperti pujian, pelukan, senyum, atau token reward.
4. Stimulus Fading
Anak mulai bicara dengan orang yang membuatnya nyaman, lalu perlahan dikenalkan pada situasi atau orang baru.
5. Role Play & Video Modeling
Anak belajar lewat bermain peran atau menonton video dirinya saat berhasil berbicara. Ini membantu membangun rasa percaya diri.
Peran Ayah-Bunda
Ayah Bunda, dukungan Anda sangat penting dalam proses ini. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Jangan melabel anak sebagai “pemalu” atau “pendiam”. Ini bisa memperkuat rasa malu anak.
- Lakukan latihan kecil setiap hari. Misalnya, mulai dari menyapa guru dengan senyum atau lambaian tangan.
- Bersinergi dengan guru dan terapis. Pastikan strategi yang digunakan di rumah dan sekolah selaras.
- Rayakan setiap kemajuan, sekecil apapun itu. Misalnya, anak berani berbisik atau menjawab pertanyaan dengan anggukan.
Baca Juga : Peran Orang Tua Bagi Anak yang sedang menjalani Terapi ABA
Harapan untuk Anak
Kabar baiknya, Selective Mutism bisa diatasi. Dengan pendekatan yang tepat, sabar, dan konsisten, anak-anak dengan kondisi ini dapat berkembang optimal, bersosialisasi dengan baik, dan mampu berbicara di berbagai situasi.
Ingat, proses ini membutuhkan waktu yang tidak instan. Tapi dengan kasih sayang dan dukungan penuh dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitarnya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu mengekspresikan dirinya dengan bebas.
Ayah Bunda, selective Mutism bukanlah sekadar sifat pemalu, melainkan bentuk gangguan kecemasan yang nyata dan butuh perhatian khusus. Terapi ABA terbukti efektif membantu anak keluar dari kecemasan ini, terutama jika diterapkan sejak dini. Ayah Bunda punya peran besar untuk mendampingi proses ini.
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini
Ditulis Oleh : Dhyan Lhola, S.Psi. 03 September 2025
Referensi:
Hipolito G, et al. Systematic review & meta-analysis on SM treatments. 2023.
Iimura D, et al. Meta-analysis of behavioral treatments for SM. Child Adolesc Psychiatry Ment Health, 2025.
Vecchio J, et al. Alternating treatment design: exposure & contingency management. 2009.
Lang R, et al. Behavioral intervention with video self-modeling. 2011.
NICE CG159 Surveillance: evidence on home–school intervention.
ABCT Fact Sheet: Selective Mutism.
ASHA Practice Portal: Selective Mutism.