Hallo ayah bunda, apakah ayah bunda mengalami kesulitan dalam melatih kemandirian pada anak? Lalu, hal apa ya yang menjadi pembeda dalam melatih kemandirian pada anak tipikal dengan anak dislesia? Yuk mari kita bahas!
Melatih Kemandirian Anak, Umumnya dapat Dilakukan dengan Cara :
- Berikan kepercayaan pada anak bahwa dia bisa melakukan sendiri. Untuk mengajarkan keterampilan baru, sangat penting untuk menanamkan kepercayaan bahwa anak dapat melakukan hal tersebut. Secara tidak sadar, anak selalu menyerap perasaan yang ditanamkan dari orang disekitarnya. Dengan menanamkan kepercayaan anak akan akan merasa lebih percaya diri dan semangat.
- Berikan kesempatan pada anak untuk melakukan sendiri hal-hal yang dirasa sudah cukup mampu dia melakukan. Kemandirian merupakan hal praktik yang harus diterapkan dengan metode latihan Terkadang hal yang membuat anak tidak terampil untuk melakukan kemandirian adalah kurangnya kesempatan yang diberikan oleh orang tua untuk anak berlatih. Biasanya orang tua akan khawatir jika anak tidak melakukan kegiatan kemandirian dengan sesuai. Seperti pada kegiatan mandi, orang tua ketakutan jika anak mandi sendiri akan tidak bersih.
- Ciptakan lingkungan yang aman untuk anak mencoba. Lingkungan yang dimaksud termasuk didalamnya adalah sarana prasarana dan media yang digunakan. Lingkungan yang aman akan meminimalisir anak mengalami rasa tidak nyaman saat berlatih kemandirian.
- Dampingi dan berikan penguatan positif atas pekerjaan anandaPendampingan yang intens membuat anak akan merasa nyaman selama proses latihan kemandirian. Karena hal ini merupakan hal baru yang sedang ia hadapi. Penguatan yang positif berupa reinforcement dapat menguatkan perilaku target yang telah tercapai dan meningkatkan perilaku pada target berikutnya.

Bagaimana dengan Anak Disleksia?
Menurut Asosiasi Disleksia Indonesia (2019) disleksia mengalami gamgguan dalam fungsi executive. Yang mana fungsi executif merupakan fungsi luhur dalam proses merencanakan hingga melaksanakan suatu hal. Pada umumnya, anak dengan disleksia akan kesulitan dalam peoses perencanaan. Kaitannya dengan kemandirian adalah, kegiatan kemandirian merupakan rangkaian proses kegiatan yang bertujuan dan terencana. Sehingga, pada prosesnya untuk melatih kemandirian pada anak dislekai memiliki beberapa tahapan yang lebih detail dibanding dengan anak pada umumya, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Komunikasikan hal kemandirian apa yang akan dijarkan kepada anak.Perlu menyampaikan terlebih dahulu hal apa yang akan diajarkan ke pada anak. Atau dengan kata lain melabeling kegiatan atau hal baru yang akan diajarkan. Seperti “hari ini kita mau belajar pakai baju ya”, atau “ayo coba ya makan sendiri, sekarang kita coba makan sendiri ya”. Dengan melabeling kegiatan yang akan diajarkan menjadikan anak memiliki pemahaman dan planing tentang hal yang akan dilakukan.
- Membuat media untuk menginformasikan kemandirian yang akan diajarkan. Seperti aturan tertulis atau dengan gambar.Penyampaian bagi anak dengan disleksia harus lebih informatif dan memberikan akomodasi terkait dengan pemahaman tersebut. Dalam kegitan kemandirian, biasanya berisi rangakaian kegiatan yang akan dilakukan. Untuk mengakomodasi hal tersebut rangkaian kegiatan yang akan dijelaskan bisa dengan bentuk visual seperti gambar.
- Jelaskan secara detail terkait waktu, cara, dan media yang digunakan untuk melatih kemandirian,Pentingnya juga menyampaikan terkait dengan kapan kegiatan itu dilakukan, media apa yang digunakan. Media yang digunakan dijelaskan juga secara detail bisa menggunakan gambar atau benda langsung (benda konkrit).
- Menentukan waktu pemberian reinforcement Berkaitan dengan reinforcement, untuk dapat mempertahankan perilaku yang sudah sesuai target, perlu diberiknnya reinforcement. Reinforcement yang diberikan bisa disesuaikan dengan kondisi anak. Pada beberapa anak, reinforcement diberikan setelah seluruh tahapan target kemandirian tercapai dan selesai dilakukan. Di anak lain, reinforcement bisa diberikan pada setiap atau beberapa bagian target pada rangkaian kegiatan kemandirian. Misal, pada kegiatan makan terdapat 10 rangkaian kegiatan, reinforcement akan diberikan jika 2 tahapan telah berhasil dilakukan.
Baca Juga : Pijat Bayi? Sentuhan kasih sayang untuk stimulasi otak bayi
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini
Ditinjau oleh : Dyah Ratnapuri S.Pd (Terapis Remedial) – 30 Agustus 2024
Referensi : Sukatin dkk, 2022, Mendidik Kemandirian Anak, Jurnal Pendidikan Anak Bunayya, Vol 6 no 2 Asosiasi Disleksia Indonesia. (2019). https://www.asosiasidisleksiaindonesia.com/ Susanto, Teguh. (2013). Terapi dan Pendidikan Bagi Anak Disleksia. Yogyakarta: Familia