gangguan tumbuh kembang anak

Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Ayah Bunda, gangguan tumbuh kembang anak merujuk pada kondisi di mana anak mengalami kesulitan dalam mencapai tonggak perkembangan yang sesuai dengan usia mereka, baik dalam aspek fisik, kognitif, sosial, maupun emosional. Gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetika, lingkungan, atau pengalaman traumatis. Beberapa jenis gangguan yang umum terjadi antara lain gangguan spektrum autisme, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan gangguan perkembangan bahasa. Gejala dapat bervariasi, seperti kesulitan berkomunikasi, masalah perhatian, atau keterlambatan dalam motorik. Deteksi dini dan intervensi yang tepat sangat penting untuk membantu anak mengatasi tantangan tersebut dan mencapai potensi terbaik mereka.

Gangguan Pemrosesan Sensorik

Sensory processing (pemrosesan sensorik) adalah kemampuan otak untuk menerima, menginterpretasikan, dan merespons informasi sensorik dari lingkungan. Setiap individu memiliki pola pemrosesan sensorik yang unik, tetapi dalam beberapa kasus, anak-anak mengalami gangguan yang menghambat kemampuan mereka untuk merespons rangsangan secara efektif. Sensory processing disorder (gangguan pemrosesan sensorik) dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama:

   1. Hipersensitivitas (Over-Responsiveness)

Anak-anak dengan hipersensitivitas sensorik cenderung bereaksi berlebihan terhadap rangsangan, seperti suara keras, cahaya terang, atau sentuhan tertentu. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dalam lingkungan yang ramai atau mengalami kesulitan dalam menerima pelukan dan kontak fisik lainnya.

   2. Hiposensitivitas (Under-Responsiveness)

Sebaliknya, beberapa anak mungkin mengalami hiposensitivitas, di mana mereka memiliki respon yang lebih lambat atau kurang terhadap rangsangan sensorik. Anak-anak ini mungkin tampak tidak peka terhadap rasa sakit, suara, atau bahkan suhu ekstrem.

   3. Kesulitan Integrasi Sensorik

Beberapa anak mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan berbagai modalitas sensorik, yang dapat menyebabkan kebingungan dalam merespons lingkungan mereka. Misalnya, seorang anak mungkin mengalami kesulitan dalam memahami sinyal sosial karena ketidakmampuannya mengolah informasi visual dan auditori secara bersamaan.

Sensory processing yang tidak optimal dapat berdampak pada perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak. Anak-anak yang mengalami gangguan ini sering merasa kewalahan dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, yang dapat mengarah pada masalah perilaku dan gangguan interaksi sosial.

Gangguan Koordinasi Motorik

Motor coordination (koordinasi motorik) adalah kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dengan baik dan sesuai. Kemampuan ini berkaitan erat dengan sensory processing (pemrosesan sensorik) karena otak harus menginterpretasikan sinyal dari lingkungan sebelum mengarahkan gerakan tubuh. Anak-anak yang mengalami gangguan koordinasi motorik sering kali menghadapi tantangan dalam keterampilan motorik kasar dan halus, seperti berlari, melompat, menulis, atau menggunakan alat makan.

Gangguan koordinasi sering ditemukan pada anak-anak dengan:

  • Developmental Coordination Disorder (DCD), yang menyebabkan kesulitan dalam mengatur gerakan secara efisien.
  • Autism Spectrum Disorder (ASD), yang sering disertai dengan tantangan dalam pemrosesan sensorik dan koordinasi motorik.

Ketidakmampuan untuk mengoordinasikan gerakan secara efektif dapat menghambat partisipasi anak dalam aktivitas bermain dan sosial, yang pada akhirnya mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial dan emosional mereka.

Hubungan antara Pemrosesan Sensorik, Koordinasi Motorik, dan Attachment

Attachment adalah kelekatan emosional yang terbentuk antara anak dan pengasuhnya.  Kelekatan emosional berperan penting dalam membangun rasa aman, kepercayaan, dan kemampuan anak untuk menjalin hubungan sosial di kemudian hari. Gangguan dalam pemrosesan sensorik dan koordinasi motorik dapat berdampak negatif terhadap pola keterikatan anak dengan pengasuhnya.

   1. Sensory processing disorder dan Attachment

Anak-anak dengan sensory processing disorder mungkin mengalami kesulitan dalam menerima dan merespons kasih sayang dari pengasuh. Sebagai contoh, anak dengan hipersensitivitas sentuhan mungkin menolak pelukan atau sentuhan lembut, yang dapat disalahartikan sebagai penolakan terhadap kasih sayang pengasuh. Hal ini dapat menciptakan frustrasi dan kesalahpahaman dalam hubungan anak-pengasuh.

   2. Motor Coordination Disorder dan Attachment

Anak-anak dengan koordinasi motorik yang buruk sering menghadapi kesulitan dalam melakukan aktivitas bersama pengasuh, seperti bermain atau melakukan tugas sehari-hari. Hal ini dapat membatasi interaksi positif antara anak dan pengasuh serta menghambat perkembangan keterikatan yang sehat.

   3. Dampak terhadap Regulasi Emosi

Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam sensory processing dan motor coordination sering kali merasa frustrasi dan kesulitan dalam mengelola emosinya. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan stres bagi anak maupun pengasuh, yang pada akhirnya mempengaruhi pola interaksi mereka.

Baca Juga : Proses Perkembangan Anak : Faktor Pengaruh, Gangguan, dan Intervensi

Untuk berbagai informasi mengenai terapi tumbuh kembang, Ayah Bunda bisa lansung berkonsultasi dengan ahlinya seperti, dokter spesialis anak dan terapis tumbuh kembang. di Klinik Niumiu sendiri menyediakan layanan telekonseling tumbuh kembang. Jika Ayah Bunda ingin melakukan konsultasi melalui rumah, coba telekonseling bersama HaloNiu. Dimanapun dan kapanpun dengan lebih nyaman, praktis, dan tetap bisa mendapatkan bantuan profesional.

Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini

 

 

Ditulis oleh : Anggi Dewi Hartini, S.Ag. 14 Maret 2025

Referensi :
Stephen, Ruth. (2018). Sensory Processing, Coordination and Attachment. Beacon House.
Share Via :
Scroll to Top