aba

Dari Latihan Kaku ke Terapi Bermain yang Bermakna? Mengetahui Perkembangan Terbaru Ilmu ABA

Selama bertahun-tahun, Applied Behavior Analysis (ABA) dikenal sebagai metode terapi perilaku yang berfokus pada instruksi berulang di meja belajar. Anak-anak diminta untuk meniru kata, menunjuk gambar, atau menyusun benda dengan pola tertentu. Pendekatan ini terbukti efektif untuk mengajarkan keterampilan dasar seperti komunikasi dan fokus, tetapi di sisi lain, banyak anak menjadi pasif dan kesulitan menerapkan perilaku positif di luar sesi terapi.

Kini, paradigma itu mulai berubah. Ilmu ABA modern berkembang pesat dengan pendekatan yang lebih hangat, manusiawi, dan menyenangkan. Terapis tidak lagi berfokus pada “latihan kepatuhan”, melainkan menggabungkan prinsip ABA dengan teori perkembangan anak dan pembelajaran alami. Anak belajar bukan hanya dari perintah, tetapi juga dari aktivitas yang bermakna seperti bermain, bernyanyi, dan berinteraksi dengan orang lain.

Bukti Ilmiah Terbaru Tentang ABA Modern

Riset mutakhir menunjukkan bahwa kualitas interaksi jauh lebih penting dibandingkan lamanya terapi.
Menurut Sandbank et al. (2024), anak-anak menunjukkan kemajuan lebih cepat ketika mereka merasa senang, aman, dan dihargai selama sesi terapi. Terapi yang terlalu kaku justru menurunkan motivasi anak untuk belajar.

Studi lain oleh Du et al. (2024) menemukan bahwa pendekatan sosial-emosional yang menekankan hubungan hangat antara anak dan terapis mampu meningkatkan kontak mata, ekspresi wajah positif, dan kemampuan sosial anak autistik secara signifikan.

Sementara itu, Collins et al. (2025) menyoroti pentingnya keterlibatan orang tua. Anak-anak yang orang tuanya aktif menerapkan prinsip ABA di rumah, seperti memberikan pujian positif, mengikuti minat anak, dan mengulang latihan dalam konteks bermain. Telah menunjukkan perkembangan yang lebih stabil dan bertahan lama.

Kesimpulannya, ABA modern tidak hanya soal teknik, tetapi tentang hubungan, empati, dan makna dalam interaksi sehari-hari.

Orang Tua Sebagai Mitra Terapi yang Utama

Salah satu perubahan besar dalam perkembangan ilmu ABA adalah peran orang tua. Jika dulu orang tua hanya menonton di balik kaca, kini mereka menjadi mitra utama dalam proses terapi. Terapis melatih orang tua agar mampu melanjutkan strategi ABA dalam rutinitas harian, misalnya saat makan, mandi, atau bermain bersama anak.

Beberapa contoh sederhana yang efektif antara lain:

  • Memberi penguatan positif seperti pujian atau pelukan saat anak melakukan perilaku baik.
  • Menggunakan bahasa yang hangat dan sederhana agar anak mudah memahami instruksi.
  • Mengajak anak berinteraksi sambil bermain tanpa tekanan.
  • Mencatat kemajuan kecil setiap hari untuk dibahas bersama terapis.

Kolaborasi antara terapis dan orang tua ini membuat terapi lebih konsisten dan menyatu dalam kehidupan anak. Hasilnya? Anak merasa lebih nyaman belajar, dan kemajuan yang dicapai di ruang terapi bisa terbawa ke rumah, sekolah, bahkan lingkungan sosialnya.

ABA Modern: Lebih Manusiawi, Adaptif, dan Teknologis

Fokus utama ABA modern kini bukan lagi pada kepatuhan, melainkan pada pemahaman dan keterhubungan anak dengan lingkungannya. Setiap anak dipandang unik, dengan cara belajar dan ritme perkembangan yang berbeda.

Kemajuan teknologi juga membawa warna baru dalam dunia ABA:

  • Gamifikasi membuat anak belajar sambil bermain melalui tantangan interaktif.
  • Robot Interaktif dan Virtual Reality (VR) membantu anak melatih keterampilan sosial dalam lingkungan aman dan menyenangkan.
  • Analisis data digital digunakan untuk memantau progres terapi secara real-time, sehingga strategi bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Dengan pendekatan ini, ABA menjadi lebih adaptif dan bermakna, menjadikan terapi bukan lagi rutinitas membosankan, tetapi pengalaman belajar yang penuh kegembiraan. Anak belajar dengan hati yang Bahagia, dan di sanalah keajaiban perkembangan terjadi.

Baca Juga : Cara Melatih Kemandirian Anak Disleksia

Kesimpulan

Perkembangan terbaru ilmu ABA menunjukkan bahwa keberhasilan terapi tidak hanya diukur dari seberapa cepat anak meniru perilaku, tetapi seberapa dalam mereka memahami, merasakan, dan menikmati proses belajar. ABA masa kini adalah kombinasi antara ilmu perilaku yang kuat dan kebijaksanaan hubungan manusia, mengajarkan bahwa anak berkembang paling baik ketika mereka dihargai, diterima, dan dicintai.

Ditulis oleh : Nur Asyifa, S.Psi. – 05 November 2025

Referensi

Sandbank, M., et al. (2024). Determining Associations Between Intervention Amount and Child Development in Early Autism Interventions. JAMA Pediatrics.

Du, G., Guo, Y., & Xu, W. (2024). The effectiveness of applied behavior analysis program training on enhancing autistic children’s emotional-social skills. BMC Psychology.

Collins, I. M., Halter, F., Lieb, R., & Meyer, A. H. (2025). A Meta-Analysis of ABA-Based Interventions to Improve Communication and Adaptive Skills in Children with ASD. Review Journal of Autism and Developmental Disorders.

Child Mind Institute. (2025). The Controversy Around ABA and Its Modern Adaptations.

Share Via :


📞 AMBIL PROMONYA SEKARANG
Scroll to Top