Ayah Bunda, perkembangan dan proses bicara anak adalah perjalanan unik yang tidak bisa disamaratakan. Ada anak yang sudah lancar mengucapkan kata pertama di usia 12 bulan, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai orang tua atau pendamping, wajar jika muncul rasa cemas ketika membandingkan anak kita dengan anak lain seusianya. Namun penting untuk diingat: setiap anak memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda.
Dalam pendekatan Applied Behavior Analysis (ABA), keterlambatan bicara atau speech delay bukanlah kegagalan. Justru, itu menjadi sinyal bahwa anak mungkin membutuhkan bantuan tambahan untuk membangun keterampilan komunikasi secara bertahap dan terstruktur.
Mengapa Anak Bisa Mengalami Speech Delay?
Speech delay bisa terjadi karena banyak faktor—baik neurologis, lingkungan, maupun sosial. Dalam sudut pandang ABA, bicara dianggap sebagai bagian dari “behavior repertoire”, yaitu kumpulan perilaku yang dipelajari sepanjang hidup. Anak yang mengalami keterlambatan mungkin belum secara natural mengembangkan kemampuan seperti:
- Mand: Kemampuan untuk meminta sesuatu
- Tact: Kemampuan menamai benda atau kejadian
- Echoic: Kemampuan meniru suara atau kata
Ketiga aspek ini merupakan fondasi penting dalam perkembangan bahasa.
Strategi ABA dalam Mendampingi Anak yang Mengalami Keterlambatan Bicara
Alih-alih menunggu anak “siap bicara”, ABA mengajarkan kita untuk aktif membangun komunikasi sejak dini. Beberapa strategi efektif yang dapat diterapkan antara lain:
- 1. Prompting (Memberi Bantuan Awal)
Misalnya, saat anak menunjuk mainan favorit, Anda bisa mengatakan, “Coba katakan: bola” sambil memberikan bantuan verbal atau isyarat ringan.
- 2. Reinforcement (Penguatan Positif)
Setiap upaya anak, sekecil apapun, perlu dihargai. Puji anak atau berikan akses ke benda yang diinginkannya setelah mencoba berbicara. Hal ini membantu anak memahami bahwa komunikasi membawa konsekuensi menyenangkan.
- 3. Shaping (Pembentukan Bertahap)
Bangun kemampuan bicara dari bentuk yang paling sederhana. Misalnya, dari suara vokal → suku kata → kata sederhana → kalimat dua kata.
Functional Communication Training (FCT): Komunikasi Fungsional Sebelum Kata Terucap
Banyak anak mengalami frustrasi karena tidak mampu menyampaikan kebutuhannya. Untuk itu, ABA mengenalkan pendekatan Functional Communication Training (FCT) — sebuah metode yang mengajarkan cara berkomunikasi yang bermakna, bahkan sebelum anak bisa berbicara. Metode ini bisa mencakup:
- Gesture atau bahasa isyarat sederhana
- Picture Exchange Communication System (PECS)
- Alat bantu komunikasi visual atau teknologi lainnya
Tujuannya bukan sekadar mengejar kemampuan bicara, tetapi memastikan kebutuhan anak tersampaikan. Ketika komunikasi menjadi lebih efektif, kemampuan verbal sering kali ikut berkembang secara alami.
Perjalanan yang Unik: Tidak Ada Solusi Instan
Perlu dipahami bahwa tidak ada metode instan dalam mendampingi anak dengan keterlambatan bicara. Setiap anak memiliki learning history atau pengalaman belajar yang unik. Oleh karena itu, penting untuk:
- Menyesuaikan strategi dengan karakteristik anak
- Menggunakan data dan evaluasi objektif untuk mengukur kemajuan
- Melibatkan lingkungan secara konsisten—orang tua, terapis, guru, dan keluarga
Setiap keberhasilan kecil—seperti meniru suara baru atau menyusun dua kata—adalah pencapaian besar yang layak dirayakan.
Kapan Harus Menghubungi Profesional?
Meskipun banyak strategi ABA bisa dilakukan di rumah, intervensi dari tenaga profesional sangat disarankan ketika:
- Anak tidak menunjukkan perkembangan bicara yang signifikan setelah usia 18–24 bulan
- Anak menunjukkan tanda frustrasi atau perilaku problematik akibat kesulitan berkomunikasi
- Anda membutuhkan rencana intervensi yang lebih spesifik dan terstruktur
Profesional seperti terapis wicara, psikolog anak, atau analis perilaku terapan (BCBA) dapat melakukan evaluasi menyeluruh dan merancang program yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Kesimpulan
Proses bicara anak adalah bagian penting dari tumbuh kembang anak, tetapi bukan satu-satunya indikator keberhasilan. Dengan pemahaman yang penuh kasih, strategi yang tepat, serta kesabaran yang konsisten, setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang. Yang terpenting bukanlah seberapa cepat mereka mencapai target, melainkan bagaimana mereka merasa aman, didampingi, dan bahagia dalam proses tumbuh kembangnya.
Baca Juga : Klasifikasi Cerebral Palsy dan Bagaimana Penanganannya?
Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut Hubungi :
Klinik Tumbuh Kembang Anak Niumiu
No. WhatsApp 0821-2082-3522 / Klik WA Disini
Ditulis Oleh : Anggi Dewi Hartini, S.Ag. 21 Juni 2025
